Perjalananku Berlatih Kateda
Enam tahun yang lalu tepatnya pada
tahun 2006, Aku, Pras dan Bibet secara tidak sengaja mengenal ilmu kateda. Awal
mula kami mengenal dan berlatih ilmu kateda karena pada saat itu kami mempunyai
masalah (bertengkar) dengan teman kami, lalu Aku, Pras dan Bibet mengikuti
latihan Kateda untuk beladiri. Dan secara tidak sengaja Aku, Pras dan Bibet
bertemu dengan seorang pelatih Kateda yang bernama ‘Alvin’. Saat itu kami di
kenalkan oleh bibet yang kebetulan, Alvin adalah kakak sepupu dari temanku bibet. Setelah
pertemuan dan perkenalan itu kami bertiga bersepakat untuk berkeinginan agar Alvin
mengajari kami berlatih beladiri “Kateda” yang ditekuninya, lalu Alvin bersedia
untuk melatih kami. Beberapa hari kemudian kami berlatih kateda langsung turun
ke lapangan, suasana keras begitu terasa saat kami turun di lapangan untuk
berlatih.
Pada saat itu aku sangat merasakan
sekali bagaimana cara seseorang yang memiliki ilmu beladiri khususnya “Kateda” melatih
orang/muridnya dengan sangat keras dan galak. Disitu aku di uji mental
pribadiku yang dulu aku adalah anak manja harus berlatih dengan orang yang
sangat galak dalam hidupku. Di saat itu aku di latih ilmu kateda prosedural hingga
di luar prosedural dari ilmu kateda tersebut, mulai dari ilmu tahan akan
pukulan dari seseorang, jurus kateda, teknik konsentrasi dalam kateda, hingga
diajarkan untuk melihat dunia mistis/gaib. Itulah beberapa ilmu yang
diajarkankepada aku dan teman-temanku hingga tahun 2007, aku sempat vakum dikarenakan
kesibukanku dan kesibukan Alvin pada saat itu.
Walaupun pada saat aku tidak
berlatih kateda lagi bersama Alvin tetapi komunikasi dan silaturahmi masih
tetap aku jaga dengan Alvin dengan sesekali
aku berkunjung ke rumah Alvin walaupun hanya sekedar mengobrol/diskusi ringan.
Beberapa tahun kemudian tepatnya
awal tahun 2011 aku kmbali bersilaturahmi ke rumahnya Alvin, setelah panjang
aku mengobrol ataupun berdiskusi dengannya Alvin mengajakku untuk berlatih
kateda kembali bersama dengannya.Di saat itu Alvin telah membuka kelas dan
mendrikan komunitas yang ia beri nama “Garda Kateda”.Di Garda kateda alvin sendiri
yang menjadi pelatih dan ketua dengan murid2 nya rekan ia bekerja di industri.
Di saat aku kembali berlatih kateda
ada sedikit perubahan yang aku lihat ,khususnya aku berlatih kateda kembali
dengan Alvin, kesan galak dan arrogannya tidak begitu kental.Dan cara
mengajarkannya ke murid2nya tidak terlalu galak, tetapi ia lebih tegas dan
bijak.Tidak angkuh dan sangat arrogan lagi, seperti dulu ia melatih aku
kira-kira delapan tahun yang lalu.
Waktu demi waktu kami berlatih aku
serta teman-temanku berlatih dan satu demi satu anggota d garda kateda pula
keluar dengan alasan berbagai macam. Dan kini yang tersisa hanya aku dan pras
yang menjadi anggota garda kateda. Pras kembali aktif berlatih kmbali setelah
ia pulang dari praktek belajar dari luar negeri. Beberapa bulan aku dan pras
berlatih bersama hingga awal januari. Aku,pras,dan dua guru ku lainnnya
pergi/hijrah ke Malang, Jawa timur, guna berlatih dan menolong seseorang yang sedang
sakit di Malang. Di sana aku membantu proses penyembuhan sekaligus berlatih, serta
berwisata. Di sana aku mengunjungi gunung kawi, Jawa Timur. Disana aku hanya
bermalam selama 2 hari, sedangkan pras serta guru-guruku masih tinggal beberapa
hari setelah itu. Aku terpaksa pulang karena kesibukkan kerja yang tidak bisa
ditinggalkan.
Beberapa hari setelah kepulanganku
kemalang.Aku,pras,Alvin berlatih kembali di Bogor.Kami berlatih khusus di bimbing
oleh guru besarku (Adri Subekti/Master VII). Dan tanpa di sadari latihan saat
itu merupakan ujian kenaikan tingkat. Guruku Alvin menjadi Master 4 d kateda
(PM IV) dari pelatih II sedangkan Aku dan Pras naik dari sabuk biru ke hitam.
Salah satu hal yang selalu terbesit dalam benakku sekaligus menjadi
harapanku adalah :
“Semoga saja ilmu kateda yang telah aku pelajari selalu bisa bermanfaat untuk diriku, terlebih untuk orang lain”.
“Semoga saja ilmu kateda yang telah aku pelajari selalu bisa bermanfaat untuk diriku, terlebih untuk orang lain”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar